Profil Desa Jatijajar

Ketahui informasi secara rinci Desa Jatijajar mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Jatijajar

Tentang Kami

Profil Desa Jatijajar, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen. Jelajahi potensi geowisata Goa Jatijajar yang melegenda, denyut ekonomi kreatif, serta data geografis dan demografi terkini dari salah satu sudut paling menawan di Jawa Tengah.

  • Pusat Geowisata Utama

    Desa ini merupakan lokasi dari Goa Jatijajar, salah satu objek wisata geologi dan legenda paling ikonik di Kabupaten Kebumen dan Jawa Tengah.

  • Berada di Kawasan Karst

    Secara geografis, Jatijajar terletak di Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) Gombong Selatan, yang memberikannya kontur alam perbukitan kapur yang unik dan kaya akan gua.

  • Ekonomi Berbasis Pariwisata

    Perekonomian masyarakat secara signifikan ditopang oleh sektor pariwisata yang tumbuh di sekitar Goa Jatijajar, mulai dari UMKM, jasa, hingga kuliner.

Pasang Disini

Desa Jatijajar, yang terletak di Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, telah lama dikenal sebagai salah satu destinasi vital di peta pariwisata regional. Popularitasnya tidak terlepas dari keberadaan Goa Jatijajar, sebuah mahakarya alam yang dipadukan dengan narasi legenda yang mengakar kuat. Namun Jatijajar lebih dari sekadar gua; desa ini merupakan sebuah ekosistem yang hidup, di mana potensi alam, dinamika sosial dan geliat ekonomi berpadu membentuk identitas yang unik di pesisir selatan Jawa. Berada di tengah Kawasan Bentang Alam Karst Gombong Selatan, desa ini menawarkan lanskap yang khas dan menjadi pusat studi geologi sekaligus sumber penghidupan bagi warganya.

Sejarah dan Legenda yang Melekat

Kisah Desa Jatijajar tidak bisa dipisahkan dari penemuan Goa Jatijajar itu sendiri. Menurut catatan sejarah, goa ini ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 1802 oleh seorang petani bernama Jayamenawi. Saat itu, Jayamenawi sedang mengambil rumput di atas tanah miliknya, lalu terjatuh ke sebuah lubang yang ternyata merupakan ventilasi di langit-langit goa. Dari penemuan inilah, keindahan perut bumi Jatijajar mulai terungkap. Nama "Jatijajar" konon berasal dari adanya dua pohon jati yang tumbuh sejajar di depan mulut goa pada masa penemuannya.Daya tarik utama yang membuat Goa Jatijajar begitu melegenda ialah keterkaitannya dengan kisah Raden Kamandaka, yang lebih populer dengan sebutan Lutung Kasarung. Cerita rakyat ini mengisahkan perjalanan sang pangeran dari Kerajaan Pajajaran yang menyamar menjadi seekor lutung (sejenis kera) untuk mencari kekasih hatinya. Petualangannya membawanya hingga ke dalam goa tersebut. Untuk mengabadikan legenda ini, Pemerintah Kabupaten Kebumen pada tahun 1975 menempatkan 32 diorama patung di sepanjang lorong goa, yang menggambarkan babak demi babak dari kisah Raden Kamandaka. Keberadaan diorama ini menjadi elemen edukasi dan budaya yang membedakan Goa Jatijajar dari gua-gua lainnya, menjadikannya sebuah "galeri" legenda di dalam perut bumi.

Geografi dan Kondisi Alam

Secara administratif, Desa Jatijajar masuk dalam wilayah Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Letaknya yang strategis menjadikannya mudah diakses dari berbagai penjuru, terutama dari kota Gombong yang berjarak sekitar 21 kilometer ke arah selatan. Desa ini memiliki luas wilayah sekitar 5.07 kilometer persegi (507 hektar).

Berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai sumber pemerintah, batas-batas wilayah Desa Jatijajar yaitu:

  • Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Candirenggo dan Desa Redisari

  • Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Perhutani dan Desa Karangduwur

  • Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Mangunweni dan Desa Ayah

  • Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Ayah

Topografi Desa Jatijajar didominasi oleh perbukitan kapur (karst), yang merupakan ciri khas dari Kawasan Karst Gombong Selatan. Kontur ini menghasilkan pemandangan alam yang dramatis dengan bukit-bukit kerucut dan lembah-lembah sempit. Formasi batuan kapur inilah yang menjadi cikal bakal terbentuknya puluhan gua di wilayah ini, dengan Goa Jatijajar sebagai yang paling besar dan terkenal. Di dalam goa utama, mengalir beberapa sungai bawah tanah yang masih aktif dan muncul ke permukaan sebagai sendang (mata air), seperti Sendang Mawar, Sendang Kantil, Sendang Jombor, dan Sendang Puser Bumi, yang airnya dipercaya memiliki mitos dan khasiat tersendiri oleh masyarakat setempat.

Pemerintahan dan Demografi Desa

Struktur pemerintahan Desa Jatijajar berjalan sesuai dengan sistem pemerintahan desa di Indonesia, yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa dan dibantu oleh perangkat desa. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) juga berperan sebagai lembaga legislatif dan pengawas jalannya pemerintahan desa. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kebumen, Kecamatan Ayah, tempat Desa Jatijajar berada, memiliki jumlah penduduk sekitar 68.007 jiwa pada tahun 2024.Meskipun data spesifik untuk Desa Jatijajar pada tahun terbaru memerlukan verifikasi langsung ke kantor desa atau data monografi, data dari Sensus Penduduk 2020 menunjukkan jumlah penduduk Desa Jatijajar sebanyak 7.378 jiwa. Dengan luas wilayah 5,07 km², maka kepadatan penduduk di desa ini mencapai sekitar 1.455 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup tinggi, menandakan bahwa Jatijajar merupakan pusat aktivitas dan pemukiman yang signifikan di Kecamatan Ayah, sebagian besar terdorong oleh keberadaan objek wisata utama.

Ikon Utama: Pesona Geowisata Goa Jatijajar

Goa Jatijajar tak diragukan lagi merupakan jantung dan penggerak utama Desa Jatijajar. Goa yang terbentuk dari batu gamping ini memiliki panjang total sekitar 250 meter dengan lebar rata-rata 15 meter dan tinggi mencapai 12 meter. Sebagai objek wisata yang dikelola secara profesional oleh pemerintah daerah, interior goa telah dilengkapi dengan infrastruktur yang memadai, seperti tangga beton, pegangan pengaman, dan sistem pencahayaan warna-warni yang menyorot keindahan stalaktit dan stalagmit, sehingga aman dan nyaman untuk dijelajahi oleh wisatawan dari segala usia.Daya tarik geologisnya terletak pada ornamen-ornamen gua yang terbentuk selama ribuan tahun, termasuk pilar-pilar kapur (pertemuan antara stalaktit dan stalagmit). Selain itu, kehadiran empat sendang di dalamnya menambah suasana magis. Sendang Mawar dan Kantil menjadi yang paling populer dan mudah diakses, di mana banyak pengunjung membasuh muka dengan keyakinan akan mendapatkan berkah atau terkabulnya keinginan.Di luar mulut goa, kawasan wisata ini telah dikembangkan menjadi sebuah taman rekreasi terpadu. Ikon yang paling mencolok ialah patung dinosaurus berukuran raksasa yang seolah-olah menjaga pintu masuk, di mana dari mulutnya mengalir air yang dimanfaatkan untuk pengairan sawah warga. Fasilitas pendukung seperti area parkir yang luas, toilet, mushala, hingga berbagai wahana permainan modern seperti sepeda listrik dan perahu bebek di danau buatan, menjadikan Goa Jatijajar sebagai destinasi wisata keluarga yang lengkap.

Potensi Ekonomi di Luar Sektor Pariwisata

Meskipun pariwisata menjadi tulang punggung, perekonomian Desa Jatijajar juga ditopang oleh sektor lain yang saling bersinergi. Mata pencaharian utama penduduk selain di sektor jasa pariwisata yakni pertanian. Lahan-lahan di lembah antar perbukitan karst dimanfaatkan untuk menanam padi dan palawija, dengan sistem pengairan yang sebagian disuplai dari aliran air Goa Jatijajar. Perkebunan kelapa juga menjadi komoditas penting, di mana hasilnya diolah menjadi gula kelapa atau dijual langsung.Geliat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sangat terasa di sekitar kawasan wisata. Puluhan kios dan warung berjejer rapi, menjajakan aneka ragam produk bagi para wisatawan. Produk yang dijual meliputi kuliner khas Kebumen seperti lanting, sate ambal, dan aneka jajanan pasar. Selain itu, kerajinan tangan dan suvenir bertemakan Goa Jatijajar atau Kebumen juga menjadi sumber pendapatan penting bagi warga. Keterkaitan antara sektor pariwisata dan ekonomi kreatif ini menciptakan sebuah siklus ekonomi lokal yang kuat, di mana kunjungan wisatawan secara langsung memberikan dampak positif bagi pendapatan masyarakat desa.

Infrastruktur dan Aksesibilitas

Akses menuju Desa Jatijajar tergolong sangat baik. Lokasinya dapat dijangkau melalui Jalan Lintas Selatan-Selatan (JJLS) atau melalui jalan nasional dari arah Gombong. Kondisi jalan utama beraspal mulus, memungkinkan kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat, serta bus pariwisata, untuk mencapai lokasi dengan mudah. Dari pusat Kota Kebumen, jaraknya sekitar 42 kilometer, sedangkan dari Gombong hanya sekitar 21 kilometer.Untuk transportasi umum, wisatawan dapat menggunakan bus atau angkutan pedesaan dari Terminal Gombong yang menuju arah Pantai Ayah dan turun tepat di depan gerbang kawasan wisata Goa Jatijajar. Di dalam desa, infrastruktur dasar seperti jaringan listrik dan sinyal telekomunikasi dari berbagai operator seluler sudah tersedia dengan baik, mendukung kenyamanan baik bagi warga maupun pengunjung. Keberadaan fasilitas pendukung yang lengkap ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengembangkan Jatijajar sebagai destinasi wisata unggulan.Sebagai kesimpulan, Desa Jatijajar merupakan contoh nyata bagaimana sebuah desa mampu mengkapitalisasi potensi alam dan budayanya menjadi motor penggerak kemajuan. Dengan Goa Jatijajar sebagai magnet utamanya, desa ini berhasil bertransformasi menjadi sebuah pusat pariwisata yang hidup, yang memberikan manfaat ekonomi langsung kepada warganya. Ke depan, tantangan terletak pada bagaimana menyeimbangkan antara pengembangan pariwisata massal dengan pelestarian lingkungan karst yang rapuh dan keberlanjutan budaya lokal yang menjadi jiwanya.